Kamis, 20 Oktober 2011 - 0 komentar

Perbedaan antar Cinta dan Nafsu


Cinta dan nafsu terkadang sulit untuk di bedakan. Hal ini dikarenakan oleh keterkaitan dua hal tersebut dengan emosi dan perasaan. Cinta sangat melekat dengan perasaan individual sedangkan nafsu lebih menekankan pada kehendak yang kuat. Namun bukan berarti cinta dan nafsu tidak dapat dibedakan.

Perbedaan antar cinta dan nafsu terlihat pada tindakannya. Ketika seseorang benar-benar mencintai pasangannya maka seharusnya hanya ada satu benak saja dalam pikirannya yaitu bagaimana caranya agar saya menunjukkan rasa cinta saya dengan memberikan yang terbaik bagi pasangan saya,? Bukan, bagaimana caranya agar dia memuaskan ‘nafsu’ saya?.

Masa awal pacaran merupakan masa penjajakan dan masa yang paling indah. Di sinilah cinta dan nafsu tersamar dengan baik. Jika memang ia mencintai pasangannya, tentu hal-hal yang berbau nafsu agak canggung untuk dilakukan. Pasangan yang baik tidak akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan pasangannya apalagi membujuk pasangannya untuk memenuhi nafsunya. Namun jika memang tujuan awal berpacaran adalah nafsu maka tidak ada cinta yang sesungguhnya di antara mereka melainkan hanya ada apa yang di kenal dengan ‘cinta satu malam’.

Perbedaan antar cinta dan nafsu terletak pada pikiran pasangan anda. Berpacaran bukan berarti tidak diperkenankan tidakan fisik melainkan atas dasar apa tindakan fisik yang wajar tersebut di lakukan. Sebagai contohnya adalah ketika pasangan anda memeluk anda, ada dua hal yang terbesit dalam pikiran pasangan anda. Yang pertama, ia memeluk karena ia ingin memberikan rasa nyaman dan melindungi anda atau ia memeluk anda sembari membayangkan strategi berikutnya apa? Jika memang cinta maka ia sangat mengetahui sampai sejauh mana anda pantas diperlakukan dan ketika anda menolak tentu saja ia harus menghargainya. Namun jika pasangan anda menjadi marah atau emosi maka tentu saja yang ia pikirkan adalah nafsu bukan cinta.
Cinta memikirkan konsekuensi sedangkan nafsu tidak memikirkan akibat dari tindakannya. Jika memang atas nama cinta pikirkanlah dengan baik apa konsekuensinya yang terburuk dan pikirkan juga apakah anda rela untuk memberikan konsekuensi itu kepada pasangan yang anda cintai. Jika anda rela memberikan konsekuensi itu kepada pasangan anda maka anda hanya bernafsu dan tidak mencintai. Jika memang atas nama cinta maka ia akan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan agar nafsu itu menjadi indah pada waktunya yaitu misalnya pada saat menikah nanti. Hal ini terwujud dalam tindakan pasangan anda yang mempersiapkan hal-hal di masa mendatang agar dapat menjadi pasangan hidup yang saling mencintai dan langeng. Di sinilah cinta dan nafsu di pisahkan.

Dalam pernikahan, terutama pernikahan yang langgeng, cinta dan nafsu dapat dengan mudah di bedakan. Siapakah yang secara umum dapat bernafsu ketika melihat pasangannya yang sudah keriput, ompong, ubanan, bergelambir dan sebagainya? Tentu saja yang masih bisa bernafsu adalah pasangan yang mencintainya, yang menerima dia karena dirinya bukan karena kepuasan semata.

Cinta dan nafsu adalah dua hal yang sangat berbeda namun saling berkaitan. Cinta sejati memberikan amunisi bagi nafsu namun nafsu tidak penah memberikan amunisi bagi cinta. Cinta yang baik membawa bahagia dan suka cita yang berkepanjangan sedangkan nafsu membawa bahagia dan suka cita yang singkat.

0 komentar:

Posting Komentar